Jumat, 20 Agustus 2010

Rumah Kayu



Suatu hari ada seorang yang kaya raya datang kepada seorang pekerja bangunan. Orang kaya tersebut datang membawa banyak uang dan memberikan kepada pekerja tersebut dan berkata, "Bangunlah sebuah rumah terbaik dan sisa uang yang saya berikan dapat kamu ambil menjadi bagianmu". Orang kaya tersebut berkata bahwa ia akan kembali setelah rumah itu telah selesai dibuat. Mendengar hal ini, pekerja tersebut tersenyum dan berpikir dalam hatinya bahwa ia dapat membuat rumah yang biasa-biasa saja dan mengambil sisa uang tersebut untuk keperluan dirinya sendiri.

Setelah kesepakatan tersebut dibuat, pekerja tersebut mulai membangun rumah tersebut dengan asal-asalan. Ia membuat rumah tersebut dengan bahan dasar kayu, karena murah dan mudah didapat. Ia mulai membangun rumah tersebut dan memaku kayu-kayu tersebut dengan 1 paku saja tiap bagiannya. Pekerja tersebut tahu bahwa bangunan tersebut tidak kokoh, tetapi ia yakin bahwa dengan melakukan sedikit pengecatan maka bangunan tersebut akan terlihat bagus meskipun tidak kokoh. Pembangunan tersebut selesai hanya dalam hitungan hari !

Setelah pembangunan itu selesai, sang pekerja datang menemui saudagar kaya tersebut dan memberikan kunci rumahnya. Tetapi, saudagar kaya tersebut hanya tersenyum dan berkata, "Rumah itu untukmu nak". Mendengar hal ini pekerja tersebut kaget dan menyesal karena ia tidak membuat rumah itu dengan baik, melainkan membuat rumah yang tampak indah tetapi tidak kokoh.

Ilustrasi ini mencerminkan bahwa Tuhan berlaku sebagai saudagar kaya dan manusia sebagai pekerja tersebut. Manusia sering berlaku bodoh dalam hidupnya, ilustrasi ini bermaksud mengajarkan bahwa hidup ini seperti membangun sebuah rumah. Tuhan telah memberikan segala sesuatunya bagi kita (talenta, karunia-karunia rohani, , harta, dsb). Tetapi apabila kita tidak mengimbangi dengan hati yang benar, maka segala sesuatunya sia-sia. Suatu saat rumah yang kita bangun akan hancur saat badai masalah datang. Talenta/ bakat akan membawa anda naik ke atas, tetapi karakter-lah akan membuat anda bertahan di posisi dimana anda berdiri.

Berapa banyak waktu anda yang anda habiskan hanya untuk mengasah bakat/ talenta anda? Dan berapa banyak waktu anda yang anda habiskan untuk menguatkan karakter anda? Apabila waktu yang anda habiskan untuk bakat lebih banyak daripada untuk karakter, bersiaplah untuk jatuh saat badai masalah tersebut datang !

“Watch your thoughts, for they become words.
Watch your words, for they become actions.
Watch your actions, for they become habits.
Watch your habits, for they become character.
Watch your character, for it becomes your destiny.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar