Selasa, 25 Januari 2011

Nyanyian si Jangkrik




Suatu hari, seorang dari desa mengunjungi temannya di kota. Bunyi ribut mobil-mobil dan derap orang yang lalu-lalang sangat menganggu orang desa itu.

Kedua orang itu kemudian berjalan-jalan dan tiba-tiba orang desa itu berhenti, menepuk pundak temannya dan berbisik, "Berhentilah sebentar. Apakah kamu mendengar suara yang kudengar?"

Teman kotanya itu menoleh ke arah orang desa itu sambil tersenyum, dan kemudian berkata, "Yang saya dengar hanyalah suara klakson mobil serta suara orang lalu-lalang. Apa yang kau dengar?"

"Ada seekor jangkrik di dekat sini dan saya bisa mendengar suara nyanyiannya."
Teman dari kota itu mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "Saya pikir kamu hanya bergurau. Tidak ada jangkrik di sini. Dan seandainya ada, bagaimana orang bisa mendengar suaranya di tengah kebisingan jalan ini? Jadi kamu pikir kamu bisa mendengarkan suara seekor jangkrik?"

Kata orang desa itu, "Ya! Ada satu ekor yang bernyanyi di sekitar sini sekarang." Orang desa itu berjalan ke depan beberapa langkah, lalu berdiri di samping tembok suatu rumah. Di situ ada tanaman yang tumbuh merambat. Orang desa itu memetik beberapa daun, dan di atas daun itulah terdapat seekor jangkrik yang bernyanyi keras sekali.

Teman dari kota itu kini bisa melihat jangkrik itu, dan dia pun mulai bisa mendengar kan suara nyanyiannya. Ketika mereka kembali berjalan-jalan, orang kota itu berkata kepada teman desanya, "Kamu secara alami bisa mendengar lebih baik dari kami."

Orang desa itu tersenyum dan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, "Saya tidak setuju dengan pendapatmu. Orang desa tidak bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Sekarang lihat, saya akan memperlihatkannya kepadamu!"

Lalu, orang desa itu mengambil uang logam dan menjatuhkannya di trotoar. Bunyi uang logam itu membuat banyak orang menoleh ke arahnya. Kemudian orang desa itu memungut uang logam itu dan menyimpannya kembali di kantungnya, dan kedua orang itu kembali berjalan-jalan.

Kata orang desa itu, "Tahukah kamu sobat, suara uang logam itu tidak lebih keras daripada nyanyian jangkrik tadi. Meski demikian, banyak orang kota mendengarnya dan menoleh ke arahnya. Di lain pihak, saya adalah satu-satunya orang yang mendengar suara jangkrik itu. Alasannya tentu bukan bahwa orang desa bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Tidak. Alasannya adalah bahwa kita selalu mendengar dengan lebih baik hal-hal yang biasanya kita perhatikan."




Seberapa banyak diantara kita yang dapat mendengar suara Tuhan dan menyadari panggilan Allah dalam hidup kita?

Banyak diantara kita tidak tahu panggilan Allah dalam hidup kita, bukan dikarenakan Tuhan memilih orang-orang tertentu saja, tetapi kita tidak pernah membiasakan diri untuk mendengar suara-Nya. Kita terlalu sibuk dengan studi kita, pekerjaan kita, hobby kita, hiburan-hiburan, dan hal-hal duniawi lainnya. Kita tidak sungguh-sungguh MAU untuk mengetahui panggilan Allah dalam hidup kita.

Saat pertama kali saya memutuskan untuk mengikut Kristus, saya meluangkan banyak waktu saya untuk mengenal-Nya lebih lagi. Saya tidak mengisi waktu luang saya untuk Kristus, tetapi saya meluangkan waktu untuk Dia. Ada perbedaan yang jelas antara mengisi waktu luang dan meluangkan waktu ! Saat kita mengisi waktu luang, itu berarti kita hanya memanfaatkan waktu kosong kita untuk Dia. Tetapi meluangkan waktu, itu berarti kita menciptakan waktu untuk Dia (meskipun sulit).

Apabila kita sering meluangkan waktu untuk Dia (berdoa, memuji-menyembah, baca firman,dll), maka kita dapat mengenali suara-Nya dimanapun kita berada. Apabila kita mengenal siapa Tuhan yang kita sembah, kita dapat mengetahui keinginannya (panggilan) dalam hidup kita. Jangan terlalu banyak alasan saat kita ingin mencapai suatu kehidupan yang berkemenangan. Hanya pecundang-lah yang terus beralasan karena tidak memiliki waktu untuk Dia (sang JURU SELAMAT).

Do you want to know who you are? Don't ask. Act! Action will delineate and define you.
Thomas Jefferson