Kamis, 15 Maret 2012

BBM Naik Lagi




Sudah lama saya tidak menulis blog. Sebenarnya saya sudah agak malas untuk menulis blog, meskipun sebenarnya saya ingin berbagi buat teman2 pembaca. Permasalahan saya hanyalah saya malas mengetik :p hehehe Tapi entah mengapa isu kenaikan BBM membuat tangan saya gatal untuk menulis blog ini. Okay, langsung saja masuk ke pembahasan isu ini.


BBM Naik lagi?! So What...
Itu yang menjadi reaksi pertama saya saat mendengarnya. Bukan berarti saya tidak peduli atas kenaikkan ini, tetapi lebih kepada pemikiran bahwa apabila hal ini bisa membuat keadaan negara lebih baik, kenapa tidak (APBN tidak membengkak). Tetapi mengapa hal ini menjadi perhatian bagi banyak masyarakat di Indonesia?! Kenaikkan 1500 per liter utk solar dan premium tidaklah terlalu berpengaruh. Ya mungkin beberapa diantara Anda berpikir bahwa itu akan berpengaruh bagi orang miskin. Saya lebih merasa bahwa hal ini sangat berpengaruh bukan bagi orang miskin, tapi orang yang berjiwa miskin. Kita tidak bisa mengubah keadaan bukan?! Bekerja lebih giat untuk mendapatkan penghasilan lebih dan Anda tidak perlu khawatir dengan perubahan semacam ini. Saya tidak ingin menulis terlalu banyak, karena bagi saya hidup ini penuh pilihan. Apakah kita mau makmur atau sengsara? Itu semua ada ditangan kita.

Ulangan 30:19-20,
30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,
30:20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."


Pilihan ada ditangan kita. Jangan buang waktu Anda dengan menyalahkan keadaan atau orang lain. Karena hanya diri kita saja yang bisa kita ubah ! GBU

Minggu, 08 Januari 2012

No Matter What




Hari ini genap 4hari saya mengalami saking gondongan. Penyakit yang terjadi karena virus. Penyakit ini biasa dialami oleh anak usia 6-12 tahun. Tetapi apabila penyakit ini dialami oleh orang dewasa, penyakit ini bisa menyebabkan beberapa akibat yang cukup fatal. Salah satunya adalah kemandulan dan fungsi bagian tubuh yang rusak.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah berpikir, bahwa seandainya saya mengalami musibah dan saya akan cacat seumur hidup, apakah saya masih bisa mencintai Tuhan?! Apakah saya masih bisa melayani Dia! Itu pertanyaan sulit bagi saya pribadi.

Penyakit gondongan yang saya alami mungkin memang tidak begitu menakutkan seperti penyakit kanker dan penyakit mematikan lainnya. Tetapi disatu sisi saya merasakan begitu sakitnya kepala, otot, beberapa persendian, dan bagian tubuh lainnya. Sakit yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Saya hanya bisa diam dikamar saya dan menggengam guling dan bantal saya sambil menahan rasa sakit. Saya tidak bisa makan sembarangan. Bahkan bubur pun membuat rahang saya begitu nyeri.

Sejenak saya diingatkan oleh Tuhan. Siksaan yang Tuhan rasakan di kayu salib, itu jauh lebih menyakitkan daripada sakit yang saya rasakan. Tapi Tuhan tidak menyerah begitu saja. Tuhan tetap mengasihi kita, sehingga ia rela berkorban mati di kayu salib. Bukankah itu teladan bagi kita manusia untuk tetap setia kepada-Nya apapun keadaannya?!

Anda mungkin saat ini sedang sakit parah, mungkin anda merasa sendirian dalam menghadapi kehidupan ini, anda mungkin merasa bahwa beban anda terlalu berat, dan lain sebagainya. Apapun keadaan Anda saat ini, percayalah Dia adalah Allah yang setia. Apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan Dia, karena Anda membutuhkan Tuhan. No Matter What...

Berikut lagu yang menginspirasi saya saat saya merasakan sakit yang begitu dalam :

http://www.youtube.com/watch?v=FbFRa6rjN3w

Kerrie Roberts - No Matter What

Minggu, 01 Januari 2012

Seorang Sahabat




Beberapa bulan terakhir ini saya mempunyai seorang teman yang banyak memberi pengaruh positif bagi saya pribadi. Ia seorang perempuan. Saya dekat dengan dia sekitar 5-6bulan terakhir ini. Saya pribadi tidak menyangka bahwa saya bisa dekat dengan dia. Dia sangat jauh berbeda dari saya, baik latar belakang, pola pikir, gaya hidup, dan lain sebagainya. Tetapi setidaknya saya ingin membagikan cerita singkat ini, dimana saya belajar banyak dari seorang teman seperti dia. (Sebutlah teman saya itu si X)

Selama proses pertemanan kita, kami sering bercerita tentang kehidupan kami masing2. Suatu hari, ia bercerita kepada saya tentang masa lalunya (saya tidak ingin menceritakan detail, karena saya sendiri menuliskan ini tanpa sepengetahuan si X). Ia dulunya berasal dari keluarga yang boleh dibilang "cukup". Saya tidak tahu seberapa kaya ia dulunya, tetapi yang pasti ia mempunyai rumah yang memadai dan segala kebutuhannya tercukupi. Tetapi suatu ketika, keluarganya memiliki suatu masalah dan mereka harus berjuang untuk tetap "survive" karena adanya masalah finansial. Singkat cerita, si X tumbuh sebagai seorang yang mandiri sejak ia kecil. Prosesnya begitu berat sehingga suatu hari saat ia beranjak naik ke perguruan tinggi, ia mendapatkan beasiswa (potongan Uang Pendidikan). Meskipun demikian, ia tetap harus berjuang dengan kuliah dan bekerja, sehingga ia dapat membiayai kuliahnya dan kebutuhan sehari-hari. Bahkan tidak jarang, si X harus mencari pinjaman uang untuk memenuhi biaya Kuliahnya. Hal ini sering terjadi setiap ia menjelang ujian semester. Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap menjelang ujian semester, Uang Pendidikan harus dilunasi, atau mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti ujian.

Saat saya mendengar cerita si X, saya merasa bahwa saya belum melakukan apa2 selama ini. Saya hidup di keluarga yang cukup. Segala sesuatunya sudah ada. Saya tidak perlu memikirkan bagaimana saya harus mencari uang untuk makan. Saya menghabiskan banyak waktu saya untuk bersenang-senang. Sementara diluar sana, saya melihat sosok seorang perempuan yang bekerja begitu keras hanya untuk menggapai mimpinya. Jujur, saat itu juga, saya merasa bahwa diri saya begitu memalukan ! Saya selalu mengeluhkan keadaan saya, padahal ada orang didepan mata saya (si X) yang berjuang untuk mencapai semua mimpinya. Saya tahu bahwa ia belum sukses, tapi saya tahu bahwa sosok didepan saya ini, suatu hari akan menjadi seorang yang sukses.

Setelah berbicara banyak dengan dia, saya pulang ke rumah. Saya benar-benar terus memikirkan apa yang saya harus lakukan agar saya tidak tertinggal. Apa yang harus saya lakukan agar hidup saya benar-benar memuliakan nama Tuhan. Saya sadar, bahwa hidup saya saat itu tidak akan membuat saya dapat memuliakan Tuhan. Saya benar-benar digoncang oleh pengalaman si X yang begitu kerasnya menjalani hidup. Sebagai seorang perempuan, bagi saya itu "WOW". Saya tidak menemukan banyak perempuan dizaman ini yang melakukan perjuangan seperti yang ia lakukan. Bahkan seorang pria pun belum tentu mempunyai perjuangan sehebat itu. Karena saya adalah satu diantara pria-pria tersebut.

Singkat cerita, sejak momen itu, saya terus mengembangkan kapasitas saya secara pribadi. Saya berjuang lebih keras dari sebelumnya. Saya berdoa pada Tuhan agar Ia benar-benar memproses hidup saya. Saya membuat berbagai macam strategi untuk bisnis saya, saya berkeliling surabaya untuk mengantarkan supplement yang saya jual. Tidak jarang saya merasa bahwa pekerjaan ini sungguh melelahkan. Saya seperti seorang kurir. Tetapi saya selalu teringat, bahwa apa yang saya kerjakan saat ini akan saya tuai dikemudian hari. Setelah tahun 2011 berakhir. Saya mencoba mereview hasil kerja saya, dan saya dapati bahwa selalu ada kenaikan pendapatan yang saya raih tiap bulannya. Saya tahu benar bahwa Tuhan memberkati saya berlimpah-limpah, tetapi disatu sisi, saya percaya bahwa Tuhan tempatkan si X bukan suatu kebetulan. Saya sungguh berterima kasih pada Tuhan karena telah mempertemukan kami. Saya benar-benar menerima banyak berkat dari pertemanan saya dengan si X.

Saat ini saya dan si X mulai menjauh/ menjaga jarak. Saya memutuskan untuk tidak dekat dengan dia. Entah sampai kapan. Hal ini saya lakukan karena banyak pihak yang tidak menyetujui kedekatan kami. Banyak alasan yang mereka ajukan, mengapa saya tidak boleh dekat dengan si X. Pertamanya, saya jelas menolak hal itu. Tetapi lama kelamaan, saya merasakan tekanan yang begitu berat. Bahkan tidak jarang orang2 terdekat saya "menyakiti" si X dengan cerita-cerita, status twitter/facebook, dll yang menjelek-jelekkan dia. Saya lelah dengan setiap orang yang selalu "mengiterogasi" saya. Entah karena saya pergi dengan si X maupun tidak. Mereka sepertinya menaruh curiga kepada saya.

Ya saya tidak akan memperpanjang cerita ini. Saya pribadi tidak mendapati hal negatif dari pertemanan saya. Belum. Untuk saat ini. Tetapi saya sudah memutuskan. Saya tetap berteman dengan dia. Tetapi tidak se-intens dulu. Yang ingin saya sampaikan dari cerita tersebut adalah kita perlu mempunyai teman yang selalu mendukung kita. Seorang teman yang selalu ada saat Anda mengalami pergumulan. Seorang teman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menghadapi proses hidup ini.

Yohanes 15:13, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Milikilah teman yang seperti demikian. Karena tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang sahabat seperti itu.

1 hal yang ingin saya sampaikan pada si X, adalah :
"True friends are very difficult to find, hard to leave, and impossible to forget."

be strong my friend...