Minggu, 01 Januari 2012

Seorang Sahabat




Beberapa bulan terakhir ini saya mempunyai seorang teman yang banyak memberi pengaruh positif bagi saya pribadi. Ia seorang perempuan. Saya dekat dengan dia sekitar 5-6bulan terakhir ini. Saya pribadi tidak menyangka bahwa saya bisa dekat dengan dia. Dia sangat jauh berbeda dari saya, baik latar belakang, pola pikir, gaya hidup, dan lain sebagainya. Tetapi setidaknya saya ingin membagikan cerita singkat ini, dimana saya belajar banyak dari seorang teman seperti dia. (Sebutlah teman saya itu si X)

Selama proses pertemanan kita, kami sering bercerita tentang kehidupan kami masing2. Suatu hari, ia bercerita kepada saya tentang masa lalunya (saya tidak ingin menceritakan detail, karena saya sendiri menuliskan ini tanpa sepengetahuan si X). Ia dulunya berasal dari keluarga yang boleh dibilang "cukup". Saya tidak tahu seberapa kaya ia dulunya, tetapi yang pasti ia mempunyai rumah yang memadai dan segala kebutuhannya tercukupi. Tetapi suatu ketika, keluarganya memiliki suatu masalah dan mereka harus berjuang untuk tetap "survive" karena adanya masalah finansial. Singkat cerita, si X tumbuh sebagai seorang yang mandiri sejak ia kecil. Prosesnya begitu berat sehingga suatu hari saat ia beranjak naik ke perguruan tinggi, ia mendapatkan beasiswa (potongan Uang Pendidikan). Meskipun demikian, ia tetap harus berjuang dengan kuliah dan bekerja, sehingga ia dapat membiayai kuliahnya dan kebutuhan sehari-hari. Bahkan tidak jarang, si X harus mencari pinjaman uang untuk memenuhi biaya Kuliahnya. Hal ini sering terjadi setiap ia menjelang ujian semester. Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap menjelang ujian semester, Uang Pendidikan harus dilunasi, atau mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti ujian.

Saat saya mendengar cerita si X, saya merasa bahwa saya belum melakukan apa2 selama ini. Saya hidup di keluarga yang cukup. Segala sesuatunya sudah ada. Saya tidak perlu memikirkan bagaimana saya harus mencari uang untuk makan. Saya menghabiskan banyak waktu saya untuk bersenang-senang. Sementara diluar sana, saya melihat sosok seorang perempuan yang bekerja begitu keras hanya untuk menggapai mimpinya. Jujur, saat itu juga, saya merasa bahwa diri saya begitu memalukan ! Saya selalu mengeluhkan keadaan saya, padahal ada orang didepan mata saya (si X) yang berjuang untuk mencapai semua mimpinya. Saya tahu bahwa ia belum sukses, tapi saya tahu bahwa sosok didepan saya ini, suatu hari akan menjadi seorang yang sukses.

Setelah berbicara banyak dengan dia, saya pulang ke rumah. Saya benar-benar terus memikirkan apa yang saya harus lakukan agar saya tidak tertinggal. Apa yang harus saya lakukan agar hidup saya benar-benar memuliakan nama Tuhan. Saya sadar, bahwa hidup saya saat itu tidak akan membuat saya dapat memuliakan Tuhan. Saya benar-benar digoncang oleh pengalaman si X yang begitu kerasnya menjalani hidup. Sebagai seorang perempuan, bagi saya itu "WOW". Saya tidak menemukan banyak perempuan dizaman ini yang melakukan perjuangan seperti yang ia lakukan. Bahkan seorang pria pun belum tentu mempunyai perjuangan sehebat itu. Karena saya adalah satu diantara pria-pria tersebut.

Singkat cerita, sejak momen itu, saya terus mengembangkan kapasitas saya secara pribadi. Saya berjuang lebih keras dari sebelumnya. Saya berdoa pada Tuhan agar Ia benar-benar memproses hidup saya. Saya membuat berbagai macam strategi untuk bisnis saya, saya berkeliling surabaya untuk mengantarkan supplement yang saya jual. Tidak jarang saya merasa bahwa pekerjaan ini sungguh melelahkan. Saya seperti seorang kurir. Tetapi saya selalu teringat, bahwa apa yang saya kerjakan saat ini akan saya tuai dikemudian hari. Setelah tahun 2011 berakhir. Saya mencoba mereview hasil kerja saya, dan saya dapati bahwa selalu ada kenaikan pendapatan yang saya raih tiap bulannya. Saya tahu benar bahwa Tuhan memberkati saya berlimpah-limpah, tetapi disatu sisi, saya percaya bahwa Tuhan tempatkan si X bukan suatu kebetulan. Saya sungguh berterima kasih pada Tuhan karena telah mempertemukan kami. Saya benar-benar menerima banyak berkat dari pertemanan saya dengan si X.

Saat ini saya dan si X mulai menjauh/ menjaga jarak. Saya memutuskan untuk tidak dekat dengan dia. Entah sampai kapan. Hal ini saya lakukan karena banyak pihak yang tidak menyetujui kedekatan kami. Banyak alasan yang mereka ajukan, mengapa saya tidak boleh dekat dengan si X. Pertamanya, saya jelas menolak hal itu. Tetapi lama kelamaan, saya merasakan tekanan yang begitu berat. Bahkan tidak jarang orang2 terdekat saya "menyakiti" si X dengan cerita-cerita, status twitter/facebook, dll yang menjelek-jelekkan dia. Saya lelah dengan setiap orang yang selalu "mengiterogasi" saya. Entah karena saya pergi dengan si X maupun tidak. Mereka sepertinya menaruh curiga kepada saya.

Ya saya tidak akan memperpanjang cerita ini. Saya pribadi tidak mendapati hal negatif dari pertemanan saya. Belum. Untuk saat ini. Tetapi saya sudah memutuskan. Saya tetap berteman dengan dia. Tetapi tidak se-intens dulu. Yang ingin saya sampaikan dari cerita tersebut adalah kita perlu mempunyai teman yang selalu mendukung kita. Seorang teman yang selalu ada saat Anda mengalami pergumulan. Seorang teman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menghadapi proses hidup ini.

Yohanes 15:13, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Milikilah teman yang seperti demikian. Karena tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang sahabat seperti itu.

1 hal yang ingin saya sampaikan pada si X, adalah :
"True friends are very difficult to find, hard to leave, and impossible to forget."

be strong my friend...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar