Kamis, 28 April 2011

Madu itu Mahal

Hari ini saya baru saja membeli sebuah madu di toko swalayan dekat rumah saya. Sebelum membelinya, saya tidak melihat harga yang tertera pada kemasan madu tersebut. Saya mencoba melihat merk serupa(beda produk)disekitarnya dan saya mendapati harga yang relatif murah, sekitar 15-25 ribu rupiah. Saya mendapati uang yang ada di dompet saya hanyalah Rp. 40.000,- saja. Tanpa berpikir panjang, saya mengambil satu botol madu tersebut dan membawanya ke kasir. Saat pembayaran dilakukan, ternyata botol madu tersebut dihargai Rp. 38.000,- !! Wow, itu benar-benar menguras uang yang ada di dompet saya !

Saat saya kembali ke rumah, saya mencoba bertanya kepada ayah saya yang memang sudah pernah membeli madu. Ayah saya memberi jawab bahwa harga madu memang tidak murah. Saya merasa kecewa, karena tidak mengetahui harga madu itu sebelum membelinya. Tetapi satu hal yang saya tahu, khasiat madu memang sepadan dengan harganya.

Peristiwa diatas sama halnya dengan penebusan dari Tuhan Yesus Kristus. Kematian Tuhan Yesus di kayu salib merupakan suatu hal yang "mahal". Ia menebus kita dari dosa dan menjadikan kita layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ia benar-benar membayar mahal kita dari tangan si jahat. Peristiwa ini merupakan kemenangan terbesar yang pernah ada. Percayalah bahwa darah-Nya itu mahal dan telah membayar lunas kita semua dari maut. (Jangan bandingkan dengan madu yang saya beli lho ya hehe)

Pertanyaannya adalah apakah kita menyadari bahwa darah-Nya itu mahal? Seberapa banyak diantara kita yang menyadari betapa mahal darah-Nya yang tercurah untuk menebus kita dari dosa? Kita memang sudah diselamatkan saat kita menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, tetapi ingatlah bahwa kita tetap harus mengerjakan keselamatan tersebut.

Filipi 2:12-13
"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."

Momen paskah masih belum lewat kawan-kawanku, mari kita renungkan lagi betapa besar kasih Tuhan pada kita selama ini. Rasakan kasih-Nya yang dahsyat dan cerminkanlah dalam hidup kita. God bless you

Rabu, 27 April 2011

Siapa yang Kamu Sembah?





Beberapa waktu ini saya banyak disibukkan oleh berbagai macam kegiatan. Baik itu kegiatan olahraga, pelayanan, kuliah, pekerjaan, dan lain-lain. Setiap kegiatan yang saya lakukan hanya membuat fisik saya terasa lelah. Tidak ada kebahagiaan yang saya rasakan saat melakukan semua hal itu.

Aktivitas-aktivitas tersebut membuat saya tidak punya waktu pribadi lagi untuk Tuhan dan untuk pengembangan diri saya. Tidak ada waktu untuk pujian penyembahan, doa, perenungan firman, dan baca buku. Saya merasa kerohanian saya MANDEK alias berhenti total. Bahkan saya hanya menyediakan waktu 5 menit sebelum tidur untuk sekadar membaca firman-Nya. (Saat ini pun saya merasa bahwa membuat tulisan di blog ini merupakan suatu perjuangan. Seakan-akan kemampuan saya menulis sudah mulai berkurang)

Setiap pagi saya merasa bahwa saya harus memulai aktivitas dengan mencari wajah-Nya, tetapi yang saya lakukan hanyalah menunda dan menunda, hingga akhirnya saya tidak melakukan sama sekali. Saya terus berpikir dalam hati saya, apa yang salah dalam hidup saya saat ini?!

Siang ini, saya mengambil keputusan untuk mencari wajah-Nya. Saya memuji menyembah Dia, membaca merenungkan firman, berdoa, dan membaca buku. Saya mencoba mengambil waktu exclusive hanya antara saya dan Tuhan. Saya mendapati bahwa Tuhan mengingatkan saya, siapakah yang saya sembah selama ini? Pekerjaan saya?! Pelayanan saya?! Kesenangan saya pribadi?! Bagaimana dengan Anda? Siapakah yang anda sembah selama ini? TV Anda?! Hobby Anda?! Pekerjaan Anda?! Harta Anda?!

Saya benar-benar sadar bahwa hanya Tuhan-lah yang layak dan harus disembah. Saya banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan, pelayanan, dan banyak kegiatan lainnya tanpa berfokus pada Tuhan. Sia-sia lah apa yang saya lakukan ! Tuhan tidak ingin kita berfokus pada "hadiah" yang Ia berikan. Tuhan ingin kita befokus pada Dia yang memberi "hadiah" tersebut. Tidak ada seorang bapa yang memberikan hadiah untuk anaknya dan berharap bahwa anaknya akan lebih menyayangi hadiahnya daripada sang bapa itu sendiri. Demikian pula dengan Bapa kita di sorga.


Biarlah kita menjadi seseorang yang berfokus pada Tuhan Yesus Kristus dalam segala hal yang kita lakukan. Menjadikan Tuhan sebagai prioritas dalam hidup kita. Berharap kita menjadi "seseorang" yang besar bukan untuk popularitas melainkan untuk memuliakan nama-Nya melalui hidup kita. God bless you all !!