Kamis, 15 Maret 2012

BBM Naik Lagi




Sudah lama saya tidak menulis blog. Sebenarnya saya sudah agak malas untuk menulis blog, meskipun sebenarnya saya ingin berbagi buat teman2 pembaca. Permasalahan saya hanyalah saya malas mengetik :p hehehe Tapi entah mengapa isu kenaikan BBM membuat tangan saya gatal untuk menulis blog ini. Okay, langsung saja masuk ke pembahasan isu ini.


BBM Naik lagi?! So What...
Itu yang menjadi reaksi pertama saya saat mendengarnya. Bukan berarti saya tidak peduli atas kenaikkan ini, tetapi lebih kepada pemikiran bahwa apabila hal ini bisa membuat keadaan negara lebih baik, kenapa tidak (APBN tidak membengkak). Tetapi mengapa hal ini menjadi perhatian bagi banyak masyarakat di Indonesia?! Kenaikkan 1500 per liter utk solar dan premium tidaklah terlalu berpengaruh. Ya mungkin beberapa diantara Anda berpikir bahwa itu akan berpengaruh bagi orang miskin. Saya lebih merasa bahwa hal ini sangat berpengaruh bukan bagi orang miskin, tapi orang yang berjiwa miskin. Kita tidak bisa mengubah keadaan bukan?! Bekerja lebih giat untuk mendapatkan penghasilan lebih dan Anda tidak perlu khawatir dengan perubahan semacam ini. Saya tidak ingin menulis terlalu banyak, karena bagi saya hidup ini penuh pilihan. Apakah kita mau makmur atau sengsara? Itu semua ada ditangan kita.

Ulangan 30:19-20,
30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,
30:20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."


Pilihan ada ditangan kita. Jangan buang waktu Anda dengan menyalahkan keadaan atau orang lain. Karena hanya diri kita saja yang bisa kita ubah ! GBU

Minggu, 08 Januari 2012

No Matter What




Hari ini genap 4hari saya mengalami saking gondongan. Penyakit yang terjadi karena virus. Penyakit ini biasa dialami oleh anak usia 6-12 tahun. Tetapi apabila penyakit ini dialami oleh orang dewasa, penyakit ini bisa menyebabkan beberapa akibat yang cukup fatal. Salah satunya adalah kemandulan dan fungsi bagian tubuh yang rusak.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah berpikir, bahwa seandainya saya mengalami musibah dan saya akan cacat seumur hidup, apakah saya masih bisa mencintai Tuhan?! Apakah saya masih bisa melayani Dia! Itu pertanyaan sulit bagi saya pribadi.

Penyakit gondongan yang saya alami mungkin memang tidak begitu menakutkan seperti penyakit kanker dan penyakit mematikan lainnya. Tetapi disatu sisi saya merasakan begitu sakitnya kepala, otot, beberapa persendian, dan bagian tubuh lainnya. Sakit yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Saya hanya bisa diam dikamar saya dan menggengam guling dan bantal saya sambil menahan rasa sakit. Saya tidak bisa makan sembarangan. Bahkan bubur pun membuat rahang saya begitu nyeri.

Sejenak saya diingatkan oleh Tuhan. Siksaan yang Tuhan rasakan di kayu salib, itu jauh lebih menyakitkan daripada sakit yang saya rasakan. Tapi Tuhan tidak menyerah begitu saja. Tuhan tetap mengasihi kita, sehingga ia rela berkorban mati di kayu salib. Bukankah itu teladan bagi kita manusia untuk tetap setia kepada-Nya apapun keadaannya?!

Anda mungkin saat ini sedang sakit parah, mungkin anda merasa sendirian dalam menghadapi kehidupan ini, anda mungkin merasa bahwa beban anda terlalu berat, dan lain sebagainya. Apapun keadaan Anda saat ini, percayalah Dia adalah Allah yang setia. Apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan Dia, karena Anda membutuhkan Tuhan. No Matter What...

Berikut lagu yang menginspirasi saya saat saya merasakan sakit yang begitu dalam :

http://www.youtube.com/watch?v=FbFRa6rjN3w

Kerrie Roberts - No Matter What

Minggu, 01 Januari 2012

Seorang Sahabat




Beberapa bulan terakhir ini saya mempunyai seorang teman yang banyak memberi pengaruh positif bagi saya pribadi. Ia seorang perempuan. Saya dekat dengan dia sekitar 5-6bulan terakhir ini. Saya pribadi tidak menyangka bahwa saya bisa dekat dengan dia. Dia sangat jauh berbeda dari saya, baik latar belakang, pola pikir, gaya hidup, dan lain sebagainya. Tetapi setidaknya saya ingin membagikan cerita singkat ini, dimana saya belajar banyak dari seorang teman seperti dia. (Sebutlah teman saya itu si X)

Selama proses pertemanan kita, kami sering bercerita tentang kehidupan kami masing2. Suatu hari, ia bercerita kepada saya tentang masa lalunya (saya tidak ingin menceritakan detail, karena saya sendiri menuliskan ini tanpa sepengetahuan si X). Ia dulunya berasal dari keluarga yang boleh dibilang "cukup". Saya tidak tahu seberapa kaya ia dulunya, tetapi yang pasti ia mempunyai rumah yang memadai dan segala kebutuhannya tercukupi. Tetapi suatu ketika, keluarganya memiliki suatu masalah dan mereka harus berjuang untuk tetap "survive" karena adanya masalah finansial. Singkat cerita, si X tumbuh sebagai seorang yang mandiri sejak ia kecil. Prosesnya begitu berat sehingga suatu hari saat ia beranjak naik ke perguruan tinggi, ia mendapatkan beasiswa (potongan Uang Pendidikan). Meskipun demikian, ia tetap harus berjuang dengan kuliah dan bekerja, sehingga ia dapat membiayai kuliahnya dan kebutuhan sehari-hari. Bahkan tidak jarang, si X harus mencari pinjaman uang untuk memenuhi biaya Kuliahnya. Hal ini sering terjadi setiap ia menjelang ujian semester. Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap menjelang ujian semester, Uang Pendidikan harus dilunasi, atau mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti ujian.

Saat saya mendengar cerita si X, saya merasa bahwa saya belum melakukan apa2 selama ini. Saya hidup di keluarga yang cukup. Segala sesuatunya sudah ada. Saya tidak perlu memikirkan bagaimana saya harus mencari uang untuk makan. Saya menghabiskan banyak waktu saya untuk bersenang-senang. Sementara diluar sana, saya melihat sosok seorang perempuan yang bekerja begitu keras hanya untuk menggapai mimpinya. Jujur, saat itu juga, saya merasa bahwa diri saya begitu memalukan ! Saya selalu mengeluhkan keadaan saya, padahal ada orang didepan mata saya (si X) yang berjuang untuk mencapai semua mimpinya. Saya tahu bahwa ia belum sukses, tapi saya tahu bahwa sosok didepan saya ini, suatu hari akan menjadi seorang yang sukses.

Setelah berbicara banyak dengan dia, saya pulang ke rumah. Saya benar-benar terus memikirkan apa yang saya harus lakukan agar saya tidak tertinggal. Apa yang harus saya lakukan agar hidup saya benar-benar memuliakan nama Tuhan. Saya sadar, bahwa hidup saya saat itu tidak akan membuat saya dapat memuliakan Tuhan. Saya benar-benar digoncang oleh pengalaman si X yang begitu kerasnya menjalani hidup. Sebagai seorang perempuan, bagi saya itu "WOW". Saya tidak menemukan banyak perempuan dizaman ini yang melakukan perjuangan seperti yang ia lakukan. Bahkan seorang pria pun belum tentu mempunyai perjuangan sehebat itu. Karena saya adalah satu diantara pria-pria tersebut.

Singkat cerita, sejak momen itu, saya terus mengembangkan kapasitas saya secara pribadi. Saya berjuang lebih keras dari sebelumnya. Saya berdoa pada Tuhan agar Ia benar-benar memproses hidup saya. Saya membuat berbagai macam strategi untuk bisnis saya, saya berkeliling surabaya untuk mengantarkan supplement yang saya jual. Tidak jarang saya merasa bahwa pekerjaan ini sungguh melelahkan. Saya seperti seorang kurir. Tetapi saya selalu teringat, bahwa apa yang saya kerjakan saat ini akan saya tuai dikemudian hari. Setelah tahun 2011 berakhir. Saya mencoba mereview hasil kerja saya, dan saya dapati bahwa selalu ada kenaikan pendapatan yang saya raih tiap bulannya. Saya tahu benar bahwa Tuhan memberkati saya berlimpah-limpah, tetapi disatu sisi, saya percaya bahwa Tuhan tempatkan si X bukan suatu kebetulan. Saya sungguh berterima kasih pada Tuhan karena telah mempertemukan kami. Saya benar-benar menerima banyak berkat dari pertemanan saya dengan si X.

Saat ini saya dan si X mulai menjauh/ menjaga jarak. Saya memutuskan untuk tidak dekat dengan dia. Entah sampai kapan. Hal ini saya lakukan karena banyak pihak yang tidak menyetujui kedekatan kami. Banyak alasan yang mereka ajukan, mengapa saya tidak boleh dekat dengan si X. Pertamanya, saya jelas menolak hal itu. Tetapi lama kelamaan, saya merasakan tekanan yang begitu berat. Bahkan tidak jarang orang2 terdekat saya "menyakiti" si X dengan cerita-cerita, status twitter/facebook, dll yang menjelek-jelekkan dia. Saya lelah dengan setiap orang yang selalu "mengiterogasi" saya. Entah karena saya pergi dengan si X maupun tidak. Mereka sepertinya menaruh curiga kepada saya.

Ya saya tidak akan memperpanjang cerita ini. Saya pribadi tidak mendapati hal negatif dari pertemanan saya. Belum. Untuk saat ini. Tetapi saya sudah memutuskan. Saya tetap berteman dengan dia. Tetapi tidak se-intens dulu. Yang ingin saya sampaikan dari cerita tersebut adalah kita perlu mempunyai teman yang selalu mendukung kita. Seorang teman yang selalu ada saat Anda mengalami pergumulan. Seorang teman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menghadapi proses hidup ini.

Yohanes 15:13, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Milikilah teman yang seperti demikian. Karena tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang sahabat seperti itu.

1 hal yang ingin saya sampaikan pada si X, adalah :
"True friends are very difficult to find, hard to leave, and impossible to forget."

be strong my friend...

Rabu, 21 Desember 2011

Who's Your Backup




Beberapa waktu yang lalu saat saya pergi fitness bersama teman2, saya menjumpai suatu kejadian yang cukup unik. Seorang teman saya sebutlah namanya Budi, ia berlatih bench press dan mengangkat beban 15kg tiap bagian (kanan dan kiri) jadi total beban yang diangkat sekitar 30kg. Ia benar2 bersusah payah mengangkat beban itu dan ia merasa bahwa itu adalah beban maksimal yang mampu ia angkat. Tetapi saya mencoba menawarkan bantuan dengan meminta ia menambah beban 5kg tiap bagian, sehingga beban total menjadi 40kg, dengan syarat bahwa saya akan membantu berjaga2 apabila ia tidak kuat mengangkat beban itu, saya akan siap untuk membantunya agar tidak ada cedera yang terjadi. Singkat cerita, ia-pun menyanggupi hal tersebut. Saat mencoba mengangkat beban 40kg tersebut ternyata ia mampu mengangkat beban tersebut tanpa bantuan saya, saya hanya ada didekatnya untuk bersiap membantunya apabila ketika ia tidak mampu mengangkat beban tersebut. Setelah Budi berhasil menyelesaikan beban 40kg tersebut, saya menawarkannya 1 kali lagi bantuan untuk menambah beban 5kg lagi tiap bagian, jadi total beban yang diangkat adalah 50kg. Saat mencoba melakukan angkatan tersebut, ternyata lagi2 ia berhasil mengangkat beban tersebut, meskipun dengan sedikit bantuan dari saya, karena ia benar2 sudah tidak kuat lagi mengangkat beban tersebut.

Setelah menyelesaikan latihan tersebut, ia sendiri tidak menyangka bahwa ia berhasil mengangkat beban 50kg. Ia tidak menyadari bahwa kapasitas dirinya mampu mencapai titik setinggi itu. Ia berkata bahwa ia perlu bantuan saya dan teman2 apabila ia berlatih, sehingga ia bisa terus menambah beban angkatannya tanpa takut akan terjadi cedera atau kecelakaan.

Cerita tersebut sebenarnya juga mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan dalam hidup ini. Seberapa banyak dari kita yang sadar bahwa pencapaian kita saat ini didasarkan oleh siapakah backup (pertolongan/bantuan) yang ada dibelakang Anda?! apakah manusia? atau Tuhan? Saya bukan bermaksud untuk sombong, tetapi saya menjumpai beberapa orang yang bertanya pada saya, bagaimana saya bisa melalui semuanya ini dalam hidup saya? Satu hal yang saya percayai dan sadari adalah its only by His Grace (itu semua karena anugerah-Nya). Saya benar-benar belajar mengandalkan Tuhan sejak saya SMA. Saya tau bahwa saya melalui berbagai macam proses, tetapi sekarang saya tahu pasti bahwa kalau saya ada di titik dimana saya berdiri ini, itu adalah karena Anugerah dan kasih karunia-Nya saja. Saya punya seorang penolong yang membuat saya bisa mencapai suatu titik dimana saya tidak pernah sangka bahwa saya bisa melaluinya. Saya punya seorang yang membimbing saya ke jalan yang benar. Penolong yang tidak membiarkan saya jatuh tergeletak. Seorang penolong yang membalut setiap luka yang saya rasakan. Kalo diantara kalian merasa kata-kata saya ini hanyalah klise/ tidak masuk akal, silahkan. Karena inilah yang saya rasakan. Bagi saya hanya dialah yang membuat saya tetap kuat sampai sekarang.

Filipi 4:13 berbunyi “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.

Sabtu, 17 Desember 2011

The Package is Important




Beberapa waktu yang lalu saya menjumpai seseorang yang mengatakan pada saya bahwa fisik itu tidak penting, tetapi isi hati dan otaklah yang penting. Berwawasan luas, memiliki kerohanian yang benar, dan berhikmat itulah yang harus dikejar. Ya saya rasa itu bukan pemikiran yang salah. Saya rasa orang itu mengatakan hal itu kepada saya, karena saya sangat menjaga penampilan fisik saya secara pribadi. Saya berolahraga teratur, makan makanan yang sehat, dan menjaga pola hidup saya sebaik mungkin.

Bagi saya secara pribadi, pemikiran seperti itu tidaklah salah. Karena saya pribadi juga tidak punya hak untuk mengklaim hal ini benar dan hal itu salah. Ini negara demokrasi bro !! hehehe. Tetapi izinkan saya membagikan pemikiran saya pribadi, karena ini juga blog pribadi saya, jadi jelas saya berhak membagikan pemikiran saya...

Saya mencoba mengilustrasikan hal ini dalam hal makanan. Bagaimana pendapat Anda apabila anda pergi ke suatu restoran, dimana dalam menu makanan tersebut, disuguhkan sebuah gambar yang sangat menjijikan (mungkin terlihat *maaf seperti kotoran). Tetapi percayalah bahwa makanan itu enak. Seberapa banyak orang mau memakan makanan tersebut?! Saya rasa tidak banyak. Bahkan orang yang melihat pun tidak memiliki selera untuk memakan makanan tersebut. Tetapi sebaliknya, apabila makanan tersebut terlihat sangat enak, mewah, dan bersih, seberapa banyak orang yang akan mencoba makanan tersebut?! Saya rasa sangat banyak. Karena hal inilah mengapa banyak restoran yang membayar orang untuk mendesign makanannya sebegitu indahnya dan meminta seorang juru foto handal untuk memfoto makanan tersebut sehingga terlihat begitu enak dan menggiurkan. Izinkan saya memberi kesimpulan bahwa penampilan sangatlah penting !!

Meskipun demikian, "isi/ rasa" juga sangatlah penting. Rasa memang yang utama menurut saya (dalam hal makanan). Rasa yang membuat seseorang kembali ke restoran Anda dan menjadi pelanggan setia Anda. Karena itu sangatlah penting bahwa makanan tersebut selain menarik penampilannya, ia juga memiliki rasa yang enak. Demikian pula dengan hidup kita. Penampilan fisik sangatlah penting, karena itulah yang membuat kita menarik banyak orang. Itulah yang membuat banyak orang hormat dan memperhatikan kita. Penampilan juga menambahkan rasa percaya diri kita saat kita berbicara di depan orang banyak. Banyak keuntungan yang didapat dari sebuah penampilan, apakah itu masih kurang meyakinkan Anda bahwa penampilan itu penting?! Seadainya penampilan itu tidak penting, mengapa seseorang harus bekerja dengan seragam? Mengapa perlu ada jas? Pakai saja kaos oblong yang murah meriah karena toh penampilan itu tidak penting. Kalau Anda masih saja merasa bahwa penampilan itu tidak penting, sebaiknya Anda tidak perlu membaca blog ini lebih lanjut...

Kesimpulannya adalah bahwa baik penampilan maupun "isi" sangatlah penting. Penampilan merupakan modal awal bagi kita pribadi untuk diperhatikan dan dihormati orang. Setelah orang menghormati dan memperhatikan kita, disitulah peranan "isi" kita (wawasan, integritas, kerohanian, kharisma, karakter, dll).

Tidak ada orang yang terlahir sempurna di dunia ini. Bahkan tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tetapi tidak ada salahnya bagi kita untuk melakukan segala sesuatunya sesempurna mungkin.
Thats why there is a quotes that said "Just do the best, and let Jesus do the rest"

Rabu, 02 November 2011

Game Harga Diri




Baru saja saya mengalami kisah yang cukup menarik (menurut saya hehe). Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman2 fitness saya mempunyai suatu permainan "Harga Diri". Permainannya cukup simple dan menarik. Setiap kami difoto dalam keadaan telanjang dada (kami para pria, jadi bagi saya ini bukan tindakan senonoh). Lalu kami memasang target waktu 3bulan untuk melakukan transformasi pada badan atau penampilan fisik kita. Tidak harus sampai sixpack dan berotot seperti atlit binaraga, tetapi kami ingin mempunyai penampilan fisik yang lebih baik dari sebelumnya. Beberapa dari kami yang kurus ingin membuat badan kami lebih berisi, sedangkan beberapa dari kami yang gemuk berusaha untuk lebih kurus lagi. So that's simple, right? Tetapi, setiap kami yang ikut permainan ini dan tidak mengalami perubahan (dilihat dari foto before-after), maka foto kami akan di post di jejaring sosial facebook. hehehe bayangkan betapa malunya diri kita kalo foto telanjang dada kita di pajang di facebook hehe :)

Singkat cerita teman kami si X, tidak mengalami perubahan yang signifikan. Jelas saja tidak mengalami perubahan, ia tidak bisa mengontrol apa yang masuk dalam tubuhnya (pola makannya) dan ia juga tidak mau bekerja keras untuk menguras habis lemak dalam tubuhnya. Ya ia tergolong gemuk. Setiap kami sering mengingatkan teman kami si X untuk menjaga makan dan fitness. Lebih dari sekedar penampilan fisik yang baik, kami ingin teman kami si X agar lebih sehat lagi. Saya pribadi terkadang membayangkan si X 10-20 tahun ke depan, ia akan menjadi sosok pria yang sangat gemuk dan rentan akan penyakit. Pertanyaan saya, bagaimana ia bisa memuliakan Tuhan lewat hidupnya? Saat Tuhan ingin mengutusnya, apakah ia pasti dalam kondisi yang fit? (saya melihat ini dari fakta bahwa orang obesitas/gemuk, mengidap banyak penyakit dalam tubuhnya, dimana sewaktu2 ia bisa kehilangan nyawanya). Lalu apabila ia benar-benar mengasihi Allah, apakah ia tidak menjaga bait Allah itu sendiri?! Bagaimana bila suatu saat nanti ia berkeluarga dan dia menjadi orang yang sakit-sakitan?! Siapa yang akan memberi nafkah anak dan istrinya?! Ya itu hanyalah sedikit dari pemikiran saya tentang teman saya si X.

Jujur saja, saya sangat mengasihi si X. Dia merupakan salah satu sahabat yang sangat baik dan enak untuk diajak sharing. Ia merupakan sosok yang rendah hati. Ia juga saya anggap sebagai saudara sendiri. Karena saya berharap suatu hari nanti, saya bisa melayani Tuhan bersama-sama dengan dia. Tapi seringkali saya memang menasehati dan "menghina" dia agar dia lebih baik lagi (secara fisik khususnya). Beberapa kali saya lakukan hal ini, tetapi tidak ampuh menurut saya. Dia sudah enjoy dengan kehidupannya. Ya saya bukanlah sosok sempurna dan suci. Saya memang terkadang menghina dia karena fisiknya yang gemuk. Sekarang tentu saya sudah tidak pernah menghina dia lagi. Karena apa?! Karena saya tahu semuanya sia2. Saya juga sadar bahwa hinaan tidak membangun seseorang. Saya juga belajar dari pengalaman ini. Baiklah sekarang kembali ke pembahasan.

Singkat cerita, si X yang kalah, memposting fotonya sendiri di facebook. WOW.....Bagi saya ini merupakan tindakan gentle. Ia sendiri mengambil keputusan dan tanggungjawab untuk apa yang sudah ia lakukan. Tetapi permasalah muncul, saat seorang teman dari si X, dimana ia juga teman saya, melakukan update status di Blackberry-nya, bahwa "teman sejati tidak akan menghina temannya di depan umum." ! Ini jelas ditujukan untuk setiap kami yang terlibat dalam permainan ini. Sakit hati?! Jelas....! Mengapa seorang teman bisa mengatakan bahwa kami ini bukan teman sejati?! Apakah dialah teman sejati?! Apakah teman sejati melakukan update status seperti itu?! Saya rasa juga tidak. Tapi apapun itu, saya cukup terkejut dengan tindakan kawan saya itu, sebut saja si A. Saat saya mencoba untuk mengkonfirmasi mengapa ia melakukan update status seperti itu, inti yang ingin ia sampaikan adalah apabila si X sudah post di Facebook, alangkah baiknya temannya (kami) meminta si X untuk menghapus, krn si X sudah cukup dipermalukan di facebook. Tetapi yang saya bingungkan, kalo memang dia berniat agar kami meminta si X menghapus, harusnya si A bisa langsung berbicara pada kita kan?! Sungguh aneh dan nyata.

Singkat cerita (maaf sudah terlalu panjang, saya hargai kalo kalian mau melanjutkan membaca hehehe), saya juga meminta maaf pada si A kalo saya ada salah selama ini (Meskipun saya sambil berpikir, apa salah saya ya?! hehehe). Lalu si A juga meminta maaf krn update statusnya membuat hubungan kami tidak baik. Masalah selesai...

Ya masalah antara kita berdua (saya dan si A sudah selesai), tetapi yang ingin saya bahas lebih dalam adalah permasalahan antara diri saya sendiri ! Saya begitu emosi, jengkel, panas hati, rasanya saya ingin teriak dan memukul sesuatu (pinginnya memukul air, krn air tidak pernah membalas, dan saat air dipukul, tidak terasa sakit hehehe). Ya intinya saya begitu marah. Pada siapa?! Saya juga bingung pada siapa. Saya merasa bahwa saya sudah mengampuni si A karena tindakannya. Tetapi saya sadari bahwa ternyata yang saya rasakan adalah luka dalam hati saya sendiri. Saya rasa kalian juga pernah mengalami hal yang sama. Meskipun tidak sama seperti yang saya kisahkan di atas, tapi setidaknya Anda pernah mengalami sakit hati dengan seseorang. Anda sudah berdoa dan melepaskan pengampunan, tetapi masih ada sesak dalam hati ini. Ya itu adalah luka. Saat Anda berkelahi, biasanya ada luka dan itu harus disembuhkan. Siapa yang dapat menyembuhkan luka tersebut? Hanya Anda sendiri dan Tuhan. Mulailah berlutut dihadapannya meminta mohon ampun atas setiap dosa kalian, dan belajarlah untuk mentaati Dia. Satu hal simple yang saya belajar dari pengalaman di atas adalah saya tidak hanya mengampuni dia, tapi saya juga harus belajar mengasihi teman saya tersebut. Saya harus mengasihi teman saya seperti saya mengasihi diri saya sendiri. Karena hanya dengan cara inilah saya baru bisa mengasihi Tuhan Allah. Seperti yang dikatakan dalam firman-Nya, bahwa kita tidak bisa bilang mengasihi Allah, kalo kita membenci sesama kita.

Untuk teman saya si X, setiap kali saya menasehati dia, itu hanya bukti dari kasih dan kepedulian saya terhadap dia. Saya bukanlah seseorang yang membungkus pukulan dengan ciuman. Apabila saya merasa perlu menghajar teman saya agar lebih baik, saya akan menghajarnya, tapi semua kembali pada dia. Repson apa yang akan dia lakukan setelah saya "menghajar"nya. Membenci saya? Atau mengasihi saya kembali. Seorang ayah mengasihi ananknya dengan menghajarnya. Dan apabila ada seorang ayah yang tidak pernah menghajar anaknya, berarti tidak ada kasih dalam hati ayah tersebut.

Untuk teman saya si A, saya akan terus belajar mengasihi dia. Susah memang karena apa yang telah ia lakukan bagi saya sudah cukup keterlaluan. Tapi saya juga belajar bahwa saya terkadang juga melakukan kesalahan. Jadi sebenarnya kami sama2 manusia biasa yang sering melakukan kesalahan dan dosa. Karena itu mulai saat ini saya akan terus berdoa dan mengasihi dia. That's my promise. What's yours?

Kamis, 27 Oktober 2011

Mimpi Layak Diperjuangkan




Beberapa waktu lalu saya mendengar cerita dari seorang sahabat tentang sebuah cita-citanya yang tidak disetujui oleh orangtuanya. Cukup mengenaskan memang dalam hidup ini saat apa yang kita inginkan tidak disetujui oleh orang-orang terdekat yang kita cintai. Tetapi inilah realitanya. Hidup kita penuh pro dan kontra. Tetapi respon kita terhadap semuanya itulah yang akan mempengaruhi hasil akhir yang akan kita raih.

Seberapa banyak diantara kita yang mempunyai mimpi besar dalam hidup ini? Atau seberapa banyak diantara kita yang tidak memiliki sebuah cita-cita atau mimpi dalam hidup ini?

Saya pribadi merupakan pribadi dengan suatu cita-cita yang besar. Saya sadari bahwa memang tidak semua orang mendukung mimpi saya ini. Beberapa dari mereka (orang-orang terdekat saya) bahkan menertawakan keinginan saya itu. Mereka mengatakan bahwa apa yang saya inginkan itu terkesan tidak mungkin dan hanya khayalan belaka. Mereka menginginkan saya untuk "menginjak bumi" dan tidak bermimpi terlalu tinggi agar suatu saat, saat semuanya itu tidak tercapai, kita tidak akan menyesal/ merasa sakit. Ada yang pernah mengalami hal yang sama?!

Ya saya akan membahas dari apa yang saya dapatkan selama ini. Saya merupakan pribadi yang sangat mendukung setiap mimpi besar anak muda. Karena segala sesuatu yang besar selalu berasal dari mimpi. Anggaplah mimpi adalah suatu tujuan hidup Anda.Setiap orang mempunyai tujuan hidup yang berbeda-beda. Karena itu sangatlah wajar apabila apa yang kita cita-citakan tidak sama dengan orang lain. Tuhan menjanjikan suatu hal besar dalam hidup ini. Coba kita baca sebentar dan merenungkan firman Tuhan berikut ini :

Kisah Para Rasul 2:17,
Akan terjadi pada hari-hari terakhir, demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

Dahsyat bukan?! Saat Roh Kudus turun atas kita, kita mendapat suatu penglihatan. Siapa yang melihat penglihatan itu?! Ya KITA sendiri. Orang lain akan mendapat penglihatan yang berbeda. Lalu bagaimana kalo kita tidak mendapat penglihatan tersebut?! MINTALAH !! MINTALAH Roh Kudus terlebih dahulu, dan tanyakan pada-Nya dalam doa, dimana Tuhan ingin mengutus Anda. Anda boleh punya mimpi, tetapi biarlah mimpi tersebut berfokus pada 1 hal, memuliakan nama Tuhan.

Sekarang saya akan bertanya pada Anda semua. Apa yang kalian lihat saat Anda memejamkan mata kalian?!

Saat saya memejamkan mata, saya pribadi melihat bahwa saya diutus Dia untuk memuliakan namanya melalui bisnis dan dunia olahraga. Saya melihat anak-anak muda Indonesia berprestasi di dalam dunia olahraga dan memuliakan nama-Nya. Saya percaya suatu saat nanti, Indonesia akan dipandang oleh seluruh bangsa. Indonesia akan menjadi teladan bagi bangsa-bangsa. Itulah yang saya lihat saat saya memejamkan mata. Bagaimana dengan Anda?!

Anda tidak perlu khawatir kalo orang lain mencemooh mimpi kalian. Itu sangat wajar karena mereka tidak melihat apa yang Anda lihat. Mereka bahkan bukan orang percaya, sehingga mereka tidak mengetahui visi yang Tuhan berikan untuk Anda. Anda yang menghidupi itu semua, bukan orang lain. Lakukan apa yang harus Anda lakukan untuk mencapai semuanya itu. Mungkin beberapa dari kalian bertanya, orangtua saya tidak setuju, saya bukan orang kaya, saya tidak pintar, saya tidak punya apa2 untuk mencapai itu semua, lalu apa yang harus saya lakukan?!

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
-- Matius 6:33


simple kan?! Berapa banyak waktu pribadi Anda dengan Tuhan? Seberapa sering Anda benar-benar mengandalkan Tuhan dalam hidup Anda? Apakah selama ini kalian mengejar tujuan dunia atau mengejar mau Allah dalam hidup Anda?

Saya bukan orang sempurna dan saya sadari bahwa saya masih banyak berdosa. Tetapi karena ketidaksempurnaan itu, saya mau menyatu dengan Dia. Karena didalam kasih-Nya saya disempurnakan. Hidup Anda harus punya tujuan. YA TUJUAN yg spesifik. Tidak gampang saat Anda berusaha meraih mimpi Anda tersebut. Tetapi akan ada saatnya, banyak orang akan datang kepada Anda menanyakan mengapa Anda bisa mencapai semua itu? Di saat itulah Nama Tuhan dimuliakan melalui hidup Anda.

God bless you all....