Senin, 30 Agustus 2010

Ujian Kehidupan



Ujian biasanya merupakan momen menentukan apakah kita akan naik "kelas" atau tidak. Kebanyakan orang tidak menyukai ujian, demikian juga saya. Tetapi ujian merupakan keharusan bagi setiap siswa untuk menentukan masa depan mereka, apakah mereka akan naik ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak. Hal ini yang menyebabkan pentingnya ujian bagi siswa yang masih menjalani proses pembelajaran di sekolah.

Menariknya, ujian tidak hanya untuk kalangan siswa sekolah saja. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga sering mendapat ujian, yang biasa saya sebut "Ujian Kehidupan". Ujian dalam kehidupan ini bermacam-macam jenisnya, seperti, ujian kesabaran, kerendahan hati, finansial, dsb. Banyak diantara kita mungkin sudah tahu tentang ujian-ujian dalam kehidupan, tetapi pertanyaannya adalah seberapa sering anda lulus ujian tersebut?

Ujian bukan hal yang menyenangkan bagi saya pribadi. Ujian biasa datang di saat-saat kritis, misalnya, kita diposisi dimana kita dikritik dan dicerca oleh orang-orang sekitar kita. Ujian yang kita hadapi dapat bermacam-macam sesuai dengan pribadi kita masing-masing, apabila kita orang yang mudah marah, mungkin ini merupakan ujian emosi kita, tetapi apabila kita orang yang sombong, mungkin ini merupakan ujian kerendahan hati kita, dimana kita harus tetap rendah hati dan melihat keadaan tersebut sebagai pembelajaran/evaluasi diri kita, dan ujian-ujian lainnya. Reaksi kita menentukan siapa kita sebenarnya dan apakah kita lulus ujian tersebut atau tidak. Ketika kita diposisi yang terpojokkan seperti yang diceritakan diatas, dan reaksi yang kita ambil adalah marah, tentunya kita gagal dalam ujian tersebut. Karena ini merupakan ujian, kita akan sering diperhadapkan dengan ujian-ujian (orang-orang sekitar kita yang menyebalkan)seperti demikian, sampai kita berhasil lulus atas ujian ini. Apabila anda lulus dalam ujian kehidupan anda, maka anda akan naik ke "kelas" (tingkat) berikutnya dimana anda akan mendapat masalah yang lebih besar lagi.

Saat saya merenungkan hal ini, saya merasa yakin bahwa memang benar bahwa mungkin Tuhan juga tidak senang memberikan anda ujian kehidupan, tetapi Tuhan harus melakukannya agar anda naik ke tingkat berikutnya. Dengan demikian, Tuhan dapat memakai anda lebih lagi ke tingkat dan masalah yang lebih besar lagi. Masalah bukan merupakan penghalang anda, karena masalah tidak pernah lebih besar lagi, tetapi anda dapat terus menjadi lebih besar seiring kedewasaan pemikiran dan kerohanian anda. Saya berharap kita dapat terus menjadi lebih besar dari masalah yang ada dan mengatasi setiap masalah/ujian yang ada. Maukah anda naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi?

Sabtu, 28 Agustus 2010

Berubah untuk Indonesia-ku



Berita tentang Indonesia vs Malaysia semakin sering terdengar akhir-akhir ini. Berita ini menyebar begitu cepat melalui berbagai media informasi yang ada. Hampir setiap hari kita dapat menjumpai berita yang memuat tentang konflik yang terjadi antara bangsa kita Indonesia dan Malaysia. Media juga terkesan lebih sering "memainkan" emosi masyarakat daripada memfokuskan isi dari berita yang ingin disampaikan, sehingga banyak masyarakat yang terpancing emosinya saat mendengar berita-berita di media (TV khususnya).

Reaksi masyarakat terhadap berita ini juga bermacam-macam, tetapi setelah saya perhatikan, banyak sekali orang-orang disekitar saya yang sering mengucapkan rasa bencinya terhadap negara tetangga kita tersebut. Beberapa kata yang sering saya dengar adalah "Malingsia", "Ganyang Malaysia", dll. Saat saya mencari tahu alasan mereka(teman-teman, forum di internet, dsb) berkata demikian , mereka mengatakan bahwa negara tetangga kita tersebut terus berusaha mencuri sesuatu dari Indonesia (Pulau, tari-tarian, budaya, dll). Mereka terus mengatakan tentang mental pencuri, tidak kreatif, dll.

Fenomena ini membuat saya tersentak saat saya mencoba melihat hal ini dari sisi kekristenan. Kita sering kali menamakan diri kita sebagai garam dan terang dunia. Garam yang mengasinkan dunia yang tawar, terang yang menerangi dunia yang gelap, tetapi dimanakah kita sebagai garam dan terang yang harus bertingkah laku sesuai tujuan hidup kita masing-masing (sebagai orang kristen). Tidak sedikit diantara kita sebagai orang kristen yang ikut-ikutan terprovokasi karena media. Dimanakah garam dan terang itu? Apa bedanya orang kristen dengan dunia apabila kita bertingkah laku sama dengan dunia?

Kekristenan yang saya pelajari selama ini juga berarti tentang berani tampil beda ! Saat semua orang melakukan dosa sebagai hal yang bisa, kita berani beda dengan berkata TIDAK ! Saat semua orang berkata semua orang sudah nonton video porno Lu** dan Ari**, kita sebagai orang kristen berani beda dengan berkata saya tidak ! Menjadi berbeda tidak selalu enak, bahkan saya boleh katakan tidak enak. Saya juga belajar dari salah satu youth pastor di gereja saya (Agus Lianto) bahwa banyak hal didunia ini yang tidak bisa kita nikmati karena kita menjadi berbeda (orang Kristen). Tetapi apakah kita benar-benar berani tampil beda dan tidak menjadi sama dengan dunia? Ataukah itu hanya menjadi ucapan bibir kita dan slogan kita sebagai orang kristen?

Saya melihat diantara kita, bahkan saya sendiri masih berkompromi dengan hal-hal kecil tetapi itu fatal (bagi saya). Banyak diantara kita masih menikmati dvd bajakan dan tidak merasa berdosa karena sudah membayar Rp.8000,- . Bukankah itu berarti anda membeli barang curian (Mencuri ide)? Banyak diantara kita tidak sadar bahwa meng-copy sebuah buku adalah tindakan plagiat? ITU MENCURI !! Dosen saya bercerita bahwa saat ia melanjutkan studi di Inggris, ia mendapat teguran dari petugas foto copy(Di Inggris tentunya) saat ia mencoba mem-foto copy bagian buku tersebut, petugas tersebut menyuruh beliau untuk mencatat saja bagian yang penting dan tidak mem-foto copy. Ada perbedaan pola pikir kita dengan bangsa lain. Bangsa lain lebih menghargai karya dan tidak mengizinkan seseorang untuk mencuri karya/ide orang lain, dan bahkan sangat berat bagi pelanggarnya. Bayangkan anda membuat suatu karya yang bernilai jutaan dollar dan orang dapat dengan mudah mengambil karya anda dengan memfoto copy- membajak sebanyak-banyaknya seperti membeli kacang goreng !

Disini saya hanya ingin mengajak kita sebagai orang kristen dan warga negara yang baik, berhentilah menghina yang lainnya. Kita tidak lebih baik dari mereka, bahkan kita menjadi sama dengan mereka saat kita mencoba membalas mereka dengan kejahatan yang mereka lakukan. Balas dendam tidak akan pernah berakhir. Mari kita belajar mengucapkan kata-kata positif yang membangun dan memberkati, agar mulut kita bisa menjadi alat untuk memuliakan nama-Nya. Berkati setiap musuh kita dan berdoa lah bagi mereka.

Jumat, 20 Agustus 2010

Rumah Kayu



Suatu hari ada seorang yang kaya raya datang kepada seorang pekerja bangunan. Orang kaya tersebut datang membawa banyak uang dan memberikan kepada pekerja tersebut dan berkata, "Bangunlah sebuah rumah terbaik dan sisa uang yang saya berikan dapat kamu ambil menjadi bagianmu". Orang kaya tersebut berkata bahwa ia akan kembali setelah rumah itu telah selesai dibuat. Mendengar hal ini, pekerja tersebut tersenyum dan berpikir dalam hatinya bahwa ia dapat membuat rumah yang biasa-biasa saja dan mengambil sisa uang tersebut untuk keperluan dirinya sendiri.

Setelah kesepakatan tersebut dibuat, pekerja tersebut mulai membangun rumah tersebut dengan asal-asalan. Ia membuat rumah tersebut dengan bahan dasar kayu, karena murah dan mudah didapat. Ia mulai membangun rumah tersebut dan memaku kayu-kayu tersebut dengan 1 paku saja tiap bagiannya. Pekerja tersebut tahu bahwa bangunan tersebut tidak kokoh, tetapi ia yakin bahwa dengan melakukan sedikit pengecatan maka bangunan tersebut akan terlihat bagus meskipun tidak kokoh. Pembangunan tersebut selesai hanya dalam hitungan hari !

Setelah pembangunan itu selesai, sang pekerja datang menemui saudagar kaya tersebut dan memberikan kunci rumahnya. Tetapi, saudagar kaya tersebut hanya tersenyum dan berkata, "Rumah itu untukmu nak". Mendengar hal ini pekerja tersebut kaget dan menyesal karena ia tidak membuat rumah itu dengan baik, melainkan membuat rumah yang tampak indah tetapi tidak kokoh.

Ilustrasi ini mencerminkan bahwa Tuhan berlaku sebagai saudagar kaya dan manusia sebagai pekerja tersebut. Manusia sering berlaku bodoh dalam hidupnya, ilustrasi ini bermaksud mengajarkan bahwa hidup ini seperti membangun sebuah rumah. Tuhan telah memberikan segala sesuatunya bagi kita (talenta, karunia-karunia rohani, , harta, dsb). Tetapi apabila kita tidak mengimbangi dengan hati yang benar, maka segala sesuatunya sia-sia. Suatu saat rumah yang kita bangun akan hancur saat badai masalah datang. Talenta/ bakat akan membawa anda naik ke atas, tetapi karakter-lah akan membuat anda bertahan di posisi dimana anda berdiri.

Berapa banyak waktu anda yang anda habiskan hanya untuk mengasah bakat/ talenta anda? Dan berapa banyak waktu anda yang anda habiskan untuk menguatkan karakter anda? Apabila waktu yang anda habiskan untuk bakat lebih banyak daripada untuk karakter, bersiaplah untuk jatuh saat badai masalah tersebut datang !

“Watch your thoughts, for they become words.
Watch your words, for they become actions.
Watch your actions, for they become habits.
Watch your habits, for they become character.
Watch your character, for it becomes your destiny.”

Selasa, 10 Agustus 2010

Keong Racun



Keong racun telah menjadi topik besar beberapa waktu ini. 2 Mahasiswi yang secara iseng melakukan video lip sync menjadi populer dan terkenal. Video yang dulunya hanya ditonton kurang dari 500ribu penonton menjadi lebih dari 3juta penonton dalam waktu kurang dari 1 bulan ! Banyak orang menilai ini merupakan kreatifitas dari 2 mahasiswi tersebutlah yang membuat mereka terkenal dan beberapa orang juga menilai bahwa ini merupakan rezeki dari yang diatas sehingga mereka bisa terkenal. Tetapi saya melihat bahwa kepopuleran 2 mahasiswi tersebut tidak lepas dari kontribusi media. Media yang saya maksud adalah media cetak, internet, televisi, dll.

Bayangkan, video yang sebenarnya tidak terlalu heboh ini menjadi heboh karena media (lagi-lagi pendapat saya). Begitu besarnya pengaruh media pada zaman sekarang membuat satu berita bisa menjadi begitu heboh karena campur tangan media. Contoh yang paling relevan dan telah kita rasakan adalah kasus video porno ariel dan video keong racun. Saya yakin tidak banyak orang yang akan mengetahui 2 video ini apabila media tidak campur tangan dan melebih-lebihkan berita tersebut.

Beberapa waktu lalu saya mendapat pengajaran bahwa media ini bisa diilustrasikan seperti pisau. Pisau bisa menjadi hal yang positif apabila digunakan sesuai fungsinya (memotong buah, sayur, dsb) dan bisa juga menjadi hal yang negatif apabila digunakan tidak sesuai fungsinya (melukai, membunuh orang, dsb). Media merupakan sarana yang baik apabila digunakan untuk memberitakan berita-berita yang bermutu, tetapi apabila digunakan untuk membesar-besarkan berita seperti video porno dan keong racun, tentu media menjadi sarana yang tidak baik bagi generasi kita saat ini, bahkan generasi di bawah kita.

Saya harap tulisan ini bisa mengingatkan kita akan pentingnya media bagi generasi zaman sekarang. Jangan menggunakan media yang ada (internet misalnya) semata-mata hanya untuk kesenangan pribadi. Gunakanlah media sebagai sarana yang membangun. Saya juga menyarankan agar setiap kita dapat lebih bijak dalam menentukan hal-hal apa saja yang boleh masuk dalam pikiran kita yang berasal dari media. Saya pribadi tidak menonton video porno ariel dan keong racun, karena saya tidak mau membiarkan pikiran saya diisi oleh hal-hal yang tidak bermutu dan berguna.

1 Kor 10:23
"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.

Jumat, 06 Agustus 2010

Gunung Es




Gunung es merupakan ilustrasi yang paling menarik saat membahas suatu kepemimpinan. Gambar diatas juga menggambarkan bagaimana rupa gunung es itu sebenarnya (dilihat dari luar dan dalam air). Hal ini sama dengan kepemimpinan, 10% yang tampak itu menjelaskan tentang keterampilan kita dalam memimpin, tetapi 90% yang tidak terlihat dari permukaan air merupakan karakter seseorang. Kita mungkin masih ingat kisah Titanic yang menabrak gunung es bukan?! Kisah itu menceritakan bahwa kapten kapal sudah mendapat peringatan sampai 5x tentang bahaya gunung es didepannya, tetapi sang kapten justru tidak memperhatikan peringatan tersebut dan dengan sombongnya menyatakan bahwa Tuhan-pun tidak mungkin dapat menenggelamkan kapal Titanic tersebut. Mungkin sang kapten hanya melihat sebongkah es yang terapung di atas air, tetapi ia tidak menyangka bahwa yang tidak terlihat dan penopang dari "sebongkah es" itu merupakan hal yang lebih penting. Kita tahu bahwa akhir kisah tersebut Titanic menabrak gunung es tersebut dan hancur. Kapal tersebut hancur bukan karena sebongkah es, tetapi sebuah gunung es ! Maksud saya adalah anda mungkin seorang pemimpin yang hebat dan mempunyai pengikut, tetapi apabila anda tidak ditopang oleh karakter, saya yakin anda tinggal menunggu waktunya dimana anda akan jatuh seketika. Karakter memang tidak terlihat dan tidak dapat dibanggakan, tetapi karakter merupakan penopang anda, tanpa karakter, gunung es tersebut hanya sebuah bongkah es yang mengapung ! Tetapi karena adanya karakter, sebongkah es itu sebenarnya merupakan gunung es yang sangat kuat. Berita buruk nya adalah yang membuat kapal Titanic itu tenggelam adalah apa yang ada di bawah permukaan air (yang tidak terlihat).

Ingatlah akan kebenaran tentang gunung es. Karakter yang kuat akan menopang anda, tetapi karakter yang lemah hanya membuat anda mengapung sementara.

Luk 6:43-45 , "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Rabu, 04 Agustus 2010

Cinta itu Buta



Saya sering mendengar dari sahabat bahwa cinta itu buta. Hal ini dibuktikan bahwa saat seseorang sedang jatuh cinta, ia rela mengorbankan apapun demi seseorang yang dicintainya. Saudara saya pernah menjadi korban cinta. Saya ceritakan sedikit kisah konyol saudara saya tersebut.

Beberapa tahun yang lalu kakak saya (pria) mencintai seorang wanita yang tidak terlalu cantik (bagi saya) ;p dan tidak terlalu baik (bagi saya). Tetapi siapapun dia, saudara saya mencintainya (katanya sih begitu ;p). Saya, saudara lainnya, dan orangtua saya tidak terlalu setuju dengan hubungan kakak saya tersebut. Hal ini dikarenakan wanita tersebut cukup misterius dan terlihat bukan wanita baik-baik. Saat berhubungan dengan wanita tersebut, kakak saya tidak menjadi pribadi yang lebih baik, bahkan kakak saya terlalu sering menghabiskan waktu dengan wanita tersebut dan semakin tidak punya waktu untuk Tuhan dan keluarga. Banyak uang, energi, waktu, dan banyak hal lain dihabiskan untuk seorang wanita misterius tersebut. Kami sekeluarga telah mengingatkannya bahwa perubahan negatif tersebut semakin menguatkan pendapat kita bahwa wanita tersebut bukan wanita yang baik, karena apabila ia seseorang yang diberikan oleh Tuhan pasti akan menghasilkan perubahan yang positif :)

intinya, saat seseorang sedang jatuh cinta, banyak hal yang dilakukan yang mungkin terlihat tidak masuk akal dan hanya didasari rasa percaya. Hal ini sebenarnya HAMPIR sama dengan saat kita bisa bilang kita cinta Tuhan. Saat kita cinta Tuhan, kita seharusnya bisa menghabiskan banyak waktu untuk menyenangkan hati Tuhan. Kita bahkan melakukan Firman-nya yang dunia pandang itu hal yang konyol dan tidak masuk akal. Tuhan kita penuh mukjizat. Saya teringat masa-masa lalu saya dimana saya tidak suka ke gereja dan tidak percaya akan hal-hal rohani. Tetapi saya juga sadar, bahwa saat sekarang saya boleh ada sampai saat ini dengan segala sesuatu yang boleh saya nikmati dan rasakan itu semua karena saya memutuskan untuk mengikut jalan-Nya.

Seberapa banyak diantara kita yang menyatakan bahwa kita cinta akan Tuhan? Dan seberapa banyak diantara kita yang mau melakukan hal-hal yang benar di mata Tuhan meskipun dunia anggap mustahil untuk dilakukan, seperti Nuh yang dihina, Daniel yang tidak mau makan makanan raja, dsb. Cinta itu memang buta.......;p

Sudahkah anda merasakan "Cinta itu Buta" saat kita bersama-Nya?

Seorang pria mencintai seorang wanita melalui penglihatannya,
Seorang wanita mencintai seorang pria melalui pendengarannya,
Tuhan mengasihi kita tanpa syarat.....:)

Selasa, 03 Agustus 2010

Fenomena Kepemimpinan



Kali ini saya ingin menuliskan tentang fenomena kepemimpinan yang terjadi di sekitar saya. Beberapa minggu ini saya merasakan era kepemimpinan zaman sekarang sedikit berubah. Entah itu hanya di komunitas saya saja atau di komunitas lain. Fenomena ini saya rasakan secara berurutan dalam beberapa hari terakhir ini.

Pertama, saya mendengar bahwa rekan-rekan saya diundang untuk datang ke sebuah stasiun radio untuk membagikan pengalaman-pengalamannya dalam berkomunitas. Komunitas tersebut merupakan komunitas yang biasa kita sebut KESAN (Kelompok Saling memperhatikaN). Komunitas KESAN merupakan komunitas dimana kita saling sharing dan tempat dimana kita "bertumbuh" (kedewasaan rohani, wawasan ,dsb). 2 Rekan saya diundang dengan status/ kapasitas sebagai seorang Pemimpin dalam komunitas tersebut. Tetapi saat saya mendengarkan siaran rekan-rekan saya tersebut, tidak ada kata-kata mereka yang menceritakan dengan BENAR bagaimana komunitas tersebut membuat mereka lebih baik bahkan berubah ! Dari awal hingga akhir siaran tersebut saya hanya mendengarkan kata-kata yang tidak bermakna bahkan terlalu banyak canda tawa, bahkan jawaban-jawaban mereka cenderung tidak serius dan tidak berbobot.

Kedua, beberapa hari sebelum saya mendengarkan radio tersebut, saya berjumpa rekan lama yang telah memimpin sebuah komunitas cukup lama (lebih dari 2 tahun). Dia bercerita tentang krisis kepemimpinan dan permasalahan yang sedang terjadi di komunitasnya. Sebagai seorang teman yang baik, saya mencoba menawarkan bantuan dengan menawarkan sebuah bantuan untuk melatih kepemimpinan komunitas mereka agar kepemimpinan komunitasnya menjadi lebih baik lagi. Saya ingin membantunya karena komunitas saya berada 1 level lebih tinggi dari komunitasnya. Tetapi bukan respon positif yang saya dapati melainkan penolakan secara langsung dan terkesan tidak sopan bagi saya. Bahkan dia berpikir bahwa kami (komunitas saya) memiliki hasrat khusus yang tidak baik bagi komunitasnya ! Hal ini dikeluarkan dari mulut seorang teman dan seorang pemimpin ! Bagaimana mungkin saya sebagai pihak (komunitas) yang lebih tinggi levelnya mau membantu untuk merusak komunitas yang berada 1 level di bawah kita, dan jelas-jelas bahwa kami masih dalam suatu organisasi?! Tetapi bagaimanapun ungkapan BODOH dan TOLOL itu terucap dari seorang pemimpin.....hmm....:)

Ketiga, Hari ini (saat tulisan ini dibuat) saya diundang ke sebuah pertemuan yang didominasi oleh para orang tua (35 tahun ke atas). Pembicara dalam pertemuan tersebut merupakan ketua organisasi tersebut. Saat sang pembicara memulai pembicaraan tersebut, dia membawa kertas panduan yang hampir setiap saat dia membiarkan para pendengar untuk menunggunya membaca tulisan pada panduannya tersebut. TIDAK ADA PERSIAPAN dari pembicara tersebut!! Dan setiap kata yang akan diucapkannya dia perlu berpikir cukup lama dan itu membuat saya mengantuk dan bosan.

Cerita-cerita diatas bukan tentang keluhan saya. Disini saya ingin mengajak para pembaca agar kita jangan menjadi seorang pemimpin seperti yang saya ceritakan diatas. Memang setiap pemimpin punya kelemahan, tetapi bukanlah seorang pemimpin apabila ia tidak bisa serius dalam kasus tertentu. Bukanlah seorang pemimpin apabila kata-kata anda penuh omong kosong. Bukanlah seorang pemimpin apabila tidak punya persiapan saat mengundang banyak orang. Bukanlah seorang pemimpin apabila ia begitu sombong dan merasa bisa menyelesaikan segala sesuatunya sendiri.

Saya berharap sebagai seorang pemimpin alangkah baiknya kalau kita selalu rendah hati, mau mendengarkan orang lain, tidak egois, penuh tanggung jawab dan persiapan, serta banyak belajar (mencari pengetahuan dari segala media : buku, artikel, dsb).


Selalu ada yang bisa diubah lebih baik lagi dalam kehidupan kita, karena kita tidak sempurna. Impossible is nothing.