Rabu, 21 Juli 2010

Cinta atau Tidak ?!



Suasana hati kita bisa dipengaruhi oleh faktor internal (diri sendiri) atau external (lingkungan/orang lain). Suasana hati kita memang bisa dipengaruhi oleh 2 faktor tersebut, tetapi hanya diri sendirilah yang dapat menentukan apakah suasana hati anda akan berubah atau tidak. Maksudnya, penguasaan/ kontrol diri sepenuhnya di tangan kita sendiri. Entah kita membiarkan suasana hati kita dipenuhi kemarahan atau justru penuh damai sejahtera.

Baru-baru ini saya membuat suatu janji dengan teman-teman saya untuk bertanding futsal. Teman saya Budi (Bukan nama sebenarnya) sebagai pihak yang mengatur jadwal pertandingan dan tempat dimana kita akan bertanding sekaligus rekan team saya, dan teman saya Andi (lagi-lagi bukan nama sebenarnya) sebagai lawan tanding kita. Sebagai pengatur jadwal dan tempat pertandingan, Budi meminta kepastian kepada saya agar menentukan jadwal dan tempat yang disetujui oleh kedua pihak (Team saya dan Andi). Setelah Budi meminta kepastian, saya segera mengurus segala sesuatunya baik dengan team saya maupun dengan team lawan dan segera menghubungi Budi untuk segera mengurus penyewaan lapangan yang akan dipakai untuk bertanding. Pada hari H, saya mendapat kabar dari Budi bahwa ternyata lapangan yang akan kami sewa hanya bisa disewa 1 jam saja, dan info tersebut diberikan budi kepada saya 2 jam sebelum jadwal pertandingan dimulai. Hal ini membuat saya marah karena saya harus mencari solusi lain, mengkontak rekan-rekan saya termasuk rekan saya Andi, dan saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada team lawan. Mereka telah meluangkan waktunya untuk bertanding tetapi saya "seakan-akan" tidak menghargai waktu mereka apabila saya membatalkannya atau mengganti jadwalnya. Ini sudah hari H !!

Setelah proses yang panjang dan menjengkelkan, dimana saya harus mencari lapangan lain, menghubungi rekan-rekan yang lain, dan melakukan usaha-usaha lain, hasil akhir menyatakan bahwa pertandingan DIBATALKAN !! Saya mencoba menenangkan diri dan berdiam sendiri tanpa mau untuk berbicara maupun membalas sms pertanyaan-pertanyaan rekan-rekan saya yang menanyakan tentang alasan pembatalan pertandingan, dsb. Saya hanya menginginkan untuk diam menenangkan suasana hati saya, karena saya tahu apabila suasana hati saya panas, maka saya akan cenderung bertindak tanpa akal sehat. Selama proses menenangkan diri tersebut, Tuhan mengingatkan saya bahwa saya harus belajar melakukan segala sesuatunya untuk Tuhan. Dan apabila engkau melakukan segala sesuatunya untuk Tuhan (pribadi yang saya cintai) otomatis saya tidak akan mengeluh, bahkan saya akan memberikan yang TERBAIK.

Hal ini sama dengan apabila anda mencintai seseorang. Apabila seseorang yang anda cinta meminta anda melakukan sesuatu yang mungkin tidak menyenangkan bagi anda (misal: menunggu, sabar, dsb) dan seseorang yang anda cintai berkata "Do it for me, please" (Lakukan itu untuk/demi saya), maka saya yakin anda akan melakukan yang terbaik. Meskipun hal itu merupakan hal yang sangat anda benci sekalipun. Tuhan pun demikian :) Seberapa anda semua mencintai Kristus? dan apabila anda mengatakan bahwa anda mencintai Kristus, maukah anda melakukan segala sesuatu dalam hidup ini untuk Kristus? Maukah anda melakukan yang terbaik untuk Kristus?


Tuhan tidak ingin anda menjadi yang TERBAIK, tetapi lakukan yang TERBAIK yang anda bisa!!
-"Being" the Best is not at all important, "Doing" the Best is all that matters....-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar